Walaupun keluarga menempati posisi teratas dalam hidup kita, bukan berarti yang lainnya jadi nggak penting, kan?
Oke-nya: Kita sangat care dan perhatian dengan anggota keluarga. Selain, hubungan makin dekat, prioritas terhadap keluarga merupakan bentuk bakti kita kepada orang tua.
Bahayanya: Mengabaikan janji dengan teman, atau nyuekin teman yang sedang membutuhkan kita.
Langkah tepat: Menjadikan keluarga sebagai prioritas memang tepat. Namun, bukan berarti 24 jam dalam seminggu harus dilewati bersama mereka, kan? Apalagi kalau kita sudah bikin janji dengan teman atau ada keperluan penting lainnya. Pasti keluarga bisa mengerti, kok!
Oke-nya: Keluarga akan memberikan pertimbangan terbaik sehingga kita terjaga dari hal-hal negatif. Selain itu, karena sudah mengenal kita “luar dalam”, keluarga cukup mengetahui kegiatan mana yang memang pas untuk kita.
Bahayanya: Ketergantungan pada pendapat keluarga sehingga kita tidak punya “suara” sendiri, dan tidak berani melakukan suatu kegiatan tanpa didampingi keluarga.
Langkah tepat: Meminta izin dan pendapat keluarga tetap wajib kita lakukan. Tapi, jangan lupa mengutarakan pendapat sendiri. Siapa tahu, setelah mendengar penjelasan kita, pikiran mereka jadi lebih terbuka terhadap hal-hal baru. Seperti mengizinkan kita ikutan les jazz ballet atau ekskul pecinta alam. Selanjutnya, siapkan diri juga apabila harus melaksanakan kegiatan tanpa didampingi keluarga, misalnya, di acara camp sekolah atau kompetisi olehraga.
Keluarga = nomor 1
Menghabiskan weekend bareng keluarga adalah poin nomor 1 di agenda kita. Hang out bareng teman sah-sah saja dilewatkan, asalkan bisa belanja bareng Mama atau nonton sama adik. Tapi kenapa ya, teman-teman malah jadi bete?Oke-nya: Kita sangat care dan perhatian dengan anggota keluarga. Selain, hubungan makin dekat, prioritas terhadap keluarga merupakan bentuk bakti kita kepada orang tua.
Bahayanya: Mengabaikan janji dengan teman, atau nyuekin teman yang sedang membutuhkan kita.
Langkah tepat: Menjadikan keluarga sebagai prioritas memang tepat. Namun, bukan berarti 24 jam dalam seminggu harus dilewati bersama mereka, kan? Apalagi kalau kita sudah bikin janji dengan teman atau ada keperluan penting lainnya. Pasti keluarga bisa mengerti, kok!
Keluarga = Pertimbangan no 1
Wajar, dong kalau mau ikutan “ini itu”, kita meminta izin keluarga, terutama ortu. Selain meminta restu, kita juga sangat butuh pendapat mereka. Kalau mereka nggak antusias memberikan dukungan, mendingan nggak usah ikutan, deh!Oke-nya: Keluarga akan memberikan pertimbangan terbaik sehingga kita terjaga dari hal-hal negatif. Selain itu, karena sudah mengenal kita “luar dalam”, keluarga cukup mengetahui kegiatan mana yang memang pas untuk kita.
Bahayanya: Ketergantungan pada pendapat keluarga sehingga kita tidak punya “suara” sendiri, dan tidak berani melakukan suatu kegiatan tanpa didampingi keluarga.
Langkah tepat: Meminta izin dan pendapat keluarga tetap wajib kita lakukan. Tapi, jangan lupa mengutarakan pendapat sendiri. Siapa tahu, setelah mendengar penjelasan kita, pikiran mereka jadi lebih terbuka terhadap hal-hal baru. Seperti mengizinkan kita ikutan les jazz ballet atau ekskul pecinta alam. Selanjutnya, siapkan diri juga apabila harus melaksanakan kegiatan tanpa didampingi keluarga, misalnya, di acara camp sekolah atau kompetisi olehraga.
0 komentar:
Posting Komentar